Postingan

STRANGE

Have you ever felt this strange vibe when you're in the 20s: you suddenly recall particular events from the past that happened for many times and that affected your rccent behaviors? It really hurts whenever you're at the bottom of your life and in confuse who the hell was wrong back then? It's kinda tricky living like this. I don't care how people think about me, but I do care how I think about me and others. I've always dreamt about being a nice person, that really f kind person who gives everything they have for the ones who need. I always try to keep my circle with those positive people who bring out the happiness towards others; who's warm. Kindness is a natural manner though sometimes it needs more boosts to make it happen. I want to live like that. I want to be a nice person, at least. Even if I'm poor.  For three years of senior high school, I was educated to reflect my self every night. The Sisters told me to not firstly blame others when something

CRAZY ANGER

Hidupku sejak awal sudah sangat aneh. Keluarga yang aneh. Manusia yang aneh pula. Aku tahu kalau aku terlahir untuk tidak menjadi si pemberani, tapi entah selalu ada gejolak dalam hati yang ingin aku tuntaskan, akhirnya itu menjadi sebuah amarah yang tidak terbendung. Aku menyadari kepribadianku yang introvert sepenuhnya ketika kuliah, tepat ketika aku berusia 20 tahun.  Aku pernah melatih diriku untuk menjadi terbuka ketika SMA, karena aku harus hidup 24/7 di asrama bersama 200 orang dalam satu angkatan. Kami semua berbeda, baik secara fisik, ras, kepribadian, status sosial, kemampuan, ataupun pendirian. Selama hidup di asrama, aku dibukakan tabir pikiran ini. Sebelumnya, aku tidak pernah benar-benar berteman dengan seseorang yang sangat berbeda dari aku, khususnya dengan mereka yang status sosialnya jauh di atasku. Tidak semua dari mereka yang sangat berkecukupan itu 'buruk' seperti yang ada di sinetron-sinetron yang selama ini ditayangkan di televisi. Mereka bahkan lebih 

Aku dan Pandemi

Aku akhirnya memutuskan untuk menulis di sini, karena aku sudah nggak tahan lagi. Jujur, capek banget. Aku kira setelah satu setengah angkrem  di rumah aja bisa bantu pandemi ini segera selesai; kegiatan luring bisa kembali seperti semula. Ternyata, ZONK!    Jujur untuk kedua kalinya, taat prokes itu susah banget apalagi di rumah.  "Masa di rumah sendiri harus pake masker?" Iya, aku juga merasa terbebani dengan prokes yang ini, karena jujur lagi, aku jarang banget ketemu orang banyak dan membuka masker. Jujur lagi dan lagi, aku juga pernah dua sampai tiga kali pertemuan di gereja terpaksa membuka masker karena harus makan bersama. Saat itu aku berkumpul sama 20 orang. Aku lengah, nggak bohong, dan aku menyesal. Untung saja, kegiatan di gereja setelah itu dihentikan, jadi aku bisa bebas mengikuti kegiatan dari rumah, tanpa harus menyesal karena membuka masker. Tempat tinggalku ada di sebuah kecamatan di sebuah kabupaten. Letaknya memang di jalan utama Semarang-Jogja, tapi asli

HATE COMMENTS

I have been having this concern since I found many hate comments to my favourite ones. Was it a critique, opinion, or just hate comment without a reason? These kinds of thought were coming to my mind when it came a hard time that people kept throwing bad and hate comments without a doubt. I don't still know why do they do that? Is it something that gives them a certain satisfaction? Eventhough, the ones who get the hate comments don't do something wrong that affects the commentators' life. From my point of view, this could happen because of our different preference about our choices. There are almost 8 billions of humans living, and there are almost 8 billions different humans and their choices (include the opinions, thoughts, mind-sets, etc.) I-no, it'd better be as "We"- can not blame to people who have different idea of ours.* So many people don't still understand about diversity-- the difference, the ordinary one. Differences are common. This misu

Frist Love (nggak selalu tentang kebahagiaan)

5 tahun dan it never stops. Aku nggak tau harus mulai dari mana, but firstly I like strongly to introduce him as my old friend. We just met on junior high-scholl, at 8th grade. He's nothing untill I know everything about him, expect his feeling exactly. HOW LONG IT WAS , tetapi rasa itu masih sama. Oke, ini agak berlawanan dengan apa yang aku tulis sebelumnya tentang "PILIHAN AKU tetep jadi jomblo", tapi ini masih ada hubungannya, kok. (Ngeles ajee...) So, nggak papa buat aku nulis ini, it's just kind of relief. Tepat dua hari setelah hari Valentine, aku pulang ke rumah bersama teman-teman SMA-ku. Aku mengajak mereka ke satu acara orang muda di daerahku, and I found him after all these long time. He first greeted me and I just "hai" too (with tring not to show my soul-blast because of seeing him). Hampir 5 tahun, dan itu nggak sebentar. Dengan jarak yang cukup jauh, yesterday was an insane. Rasa itu masih sama. Sama-sama menyakitkan. A thing th

Kenapa Tetap Jomblo? Pilihan atau Takdir?

Terkadang, status buat beberapa orang adalah hal yang penting. Tapi, ada juga yang nggak peduli: status nggak penting, yang penting itu perasaan. Ada yang beranggapan, status itu suatu kepastian dari hubungan. Hm... I'd written about my romance, but it's not valid experience bcz i didn't even have that feeling. I was so mean, hm. Then, I'd written my reflection about that, and now it will be compelete. A year ago, I was to cut my skinny "love" story, my first "love story". Although, I didn't matter too much, but it was an lesson to learn, esp bout making a love relationship. "Go for relationship based on truly love, not just on pity." Love doesnt pity to your partner. Lover just loves and respect. Oke, aku capek nulis pake bahasa Inggris yang aku juga nggak begitu lancar huehehehe... ngasal, thok itu. Tapi, berdasarkan apa yang udah aku tulis di atas, semua itu benar adanya. Ya nggak? Iya ajaaa! My poor love story, I can't

SIBUK

Aku nulis ini setelah perayaan HVL (Hari Van Lith) 2018. Rasanya capek banget, sampe kakiku pengen kulepas dari sendi-sendinya. Mungkin ini yang namanya lactic acid yang ngebuat capek. Oke, stop! Aku mulai keracunan explanation text -nya Miss Eka. So, apa sih yang pengen aku bahas di sini? Sebenernya, aku lebih pengen curhat. Setelah dua tahun aku di sekolah penuh acara ini, akhirnya aku banyak terlibat di beberapa acara-acaranya. Tapi, sepertinya aku terlalu pengen sampe-sampe terjebak di banyak kepanitiaan. Yah, cuma tiga, sih yang berturut-turut. Nah, justru itulah yang bikin kerasa capek, karena nggak ada berhentinya. Cuma tiga minggu, tapi jadwalnya ngebuat pengen meledak ini badan. Untuk minggu pertama, aku cuma jadi LO di konser musik sekolahku. Harusnya nggak begitu capek, tapi ternyata aku harus banyak lari-lari, bolak-balik asrama, dan teriak-teriak ngingetin waktunya. Terus, di minggu keduanya, aku jadi Koordinator Sie Kompetisi. Itu dia, KOORDINATOR.  Sulit,